Selasa, 20 Februari 2007

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP RESIKO

Pengertian Resiko
Teman-teman kata Resiko mungkin kita sudah tidak asing lagi dan kita sering menggunakannya dalam pembicaraan dan kehidupan sehari-hari kita sehari-hari. Bahkan makna kata resiko dapat kita temukan dalam peribahasa seperti main api bisa terbakar, main arang menjadi hitam dan sebagainya. Dengan kata lain kata Resiko sering kita asumsikan sesuatu yang buruk yang dapat terjadi berkaitan dengan tindakan-tindakan yang kita ambil atau kejadian-kejadian yang kita alami.

Pengertian lain dari resiko menurut para ahli adalah sebagai berikut: risiko didefinisikan sebagai kejadian yang merugikan. Dalam analisis investasi pengertian resiko adalah kemungkinan hasil yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan.

Sebelum kita mempelajari lebih dalam tentang manajemen resiko terlebih dahulu kita harus mengetahui

1. Penyebab Resiko
2. Mengapa kita perlu mempelajari Manajemen resiko




Untuk menjawab pertanyaan pertama, coba kita lihat kembali pengertian resiko. Dari pengertian resiko coba kita garis bawahi kata dapat atau bisa. Dari pengertian kata-kata ini resiko terjadi karena tidak adanya suatu kepastian. Dengan kata lain segala sesuatu yang kita jalanani atau hadapi pada saat ini pada dasarnya mengandung berbagai kemungkinan dengan peluang kejadian yang beragam. Ada yang mendekati satu (berpeluang besar terjadi) ada juga yang mendekati nol (hampir tidak ada peluang untuk terjadi). Pada kondisi ini resiko terjadi karena adanya suatu ketidak pastian. 

Mengapa kita perlu mempelajari resiko. Hal utama kita mempelajari resiko berkaitan dengan adanya peluang yang dapat memberikan keuntungan dari tindakan atau kehidupan yang kita ambil atau jalani. Disamping keuntungan mengingat dalam melakukan suatu tindakan atau keputusan kita memerlukan suatu upaya atau sumberdaya yang dapat berupa tenaga, modal atau biaya maka tindakan atau kejadian yang kita ambil/alami dapat juga menyebabkan terjadinya kerugian atau kehilangan. Pada kondisi ini kita mempelajari manajemen resiko dalam upaya untuk meningkatkan peluang terealisasinya keuntungan, ataupun menurunkan peluang terjadinya kerugian atau meminimalkan kerugian dari keputusan dan tindakan atau kejadian yang kita ambil atau alami.

Macam-macam Resiko
Secara umum resiko dibagi menjadi dua macam yaitu resiko murni (pure risk) dan seriko spekulasi. Resiko murni berkaitan dengan kejadian-kejadai yang dapat terjadi dan kita alami yang berdampak atau menyembabkan kerugian baik pada saat ini maupun pada saat mendatang. Misalnya kejadian bencana, kematian, kebakaran, kecelakaan dan lain-lain. Resiko murni tidak memberikan kemungkinan untuk terciptanya suatu keuntungan mengingat pada umumnya  resiko murni merupakan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan tetapi kejadian ini secara langsung bukan merupakan upaya atau tindakan yang kita kuputuskan atau ambil. Misalnya kebakaran akibat konsleting listrik, dimana kita tidak pernah berharap atau bermaksud untuk membuat konsleting listrik terjadi walaupun pemakaian listrik dan instalasi listrik merupakan tindakan yang kita ambil.

Kebalikan dari resiko murni adalah resiko spekulasi (speculative risk) yang mengandung pengertian ketidak pastian apakah dapat memperoleh untung atau mengalami kerugian. Dalam resiko spekulasi kita menjadi subjek dalam memutuskan untuk mengambil tindakan atau melaksanakannya. Misalnya melakukan investasi dalam pembelian saham, dalam pembelian saham ini dimungkinkan untuk mendapatkan untung bila harga saham naik (lebih besar dari harga pembelian) dan juga ada kemungkinan merugi bila harga saham turun. Pada saat kita membeli saham tersebut kita dalam posisi resiko spekulasi. Namun tidak demikian bila kita tidak jadi membeli saham tersebut.

Resiko murni dan resiko spekulasi mungkin saja muncul dalam berbagai situasi. Dimana keputusan atau tindakan yang diambil berkaitan dengan harapan untuk mendapatkan profit atau keuntungan dapat saja tidak terealisasi sebagai akibat dari suatu kejadian yang tidak direncankan atau diluar kendali. Misalnya pembelian tanah dalam kasus lapindo dimana perusahaan beharap mmendapat keuntungan tetapi sebagai akibat kejadian alam hal ini tidak dapat terealisasi dalam waktu dekat.
Disamping kedua macam resiko ini, resiko juga dapat dibagi 2 berdasarkan pergerakannya maupun berdasarkan subjeknya. Resiko berdasarkan pergerakannya dibagi 2 yaitu resiko bersifat statis dan dinamis. Sedangkan yang berdasarkan subjeknya juga dapat dibedakan menjadi 2 yaitu subjektif atau objektif.

Sumber Resiko
Bagi individu dan perusahaan, terjadinya resiko disebabkan karena individu atau perusahaan tersebut memiliki sumber daya yang dapat memacu terjadinya resiko. Sumber daya tersebut adalah:

1. Harta Benda
Kepemilikan aharta benda baiik oleh individu atau perusahaan dapat menyebabkan terjadinya resiko yang dapat berupa kehilangan maupun kerusakan. Kehilangan atau kerusakan ini pada kondisi tertentu baik bagi individu atau perusahaan dapat mengganggu rencana atau pencapaian dimasa depan. Misalnya perusahaan tidak dapat melangsungkan proses produksi sebagai akibat dari hilang atau rusaknya harta benda perusahaan (mesin).

2. Hutang
Hutang yang direncanakan dengan baik pada awalnya ditujukan untuk meringankan beban ataupun menambah kemampuan (sumberdaya). Dengan perencanaan hutang dan kondisi normal hutang tidak merupakan resiko baik bagi individu maupun perusahaan. Tetapi pada kondisi yang berbeda misalnya perubahan bunga hutang yang besar, ataupun ketidak lancaran atau terganggunya potensi pendapatan dapat menyebabkan hutang menjadi resiko yang berpotensi menciptakan kerugian.

3. Kesehatan Jiwa dan Mata Pencarian
Dalam keluarga atau perusahaan kesehatan jiwa dapat menyebabkan timbulnya resiko. Hal ini terkait dengan biaya pengobatan yang semakin tinggi (misalnya penyakit kanker, level dan lain-lain) serta semakin beragamnya jenis penyakit. Terganggunya kesehatan karyawan atau anggota keluarga pada kondisi tertentu alkan memberatkan kondisi keuangan atau pendapatan yang selanjutnya menganggu rencana dimasa depan. Pada kondisi lain hilangnya pekerjaan akibat yang tak terduga dapat berakibat yang sama.

4. Resiko Keuangan
Resiko keuangan pada umumnya termasuk dalam katagori resiko spekulasi yang dapat mempengaruhi pihak yang mengambil keputusan. Resiko keuangan meliputi resiko kredit, resiko kurs valuta asing, resiko komoditas dan resiko suku bunga.
Pengukuran Resiko

Pengetahuan terhadap sumber resiko sangat diperlukan dalam uoaya menetukan pengukuran terhadap resiko yang mungkin terjadi. Terkiat dengan sifatnya maka pengukuran lebih diteaknakan pada resiko objektif, mengingat resiko subjektif tidak dapat diukur secara akurat. Berikut ini dua konsep penting pengukuran resiko objektif yaitu:

1. Kemungkinan Terjadinya Kerugian (Chance of Loss)
Kemungkinan terjadinya kurugian dalam jangka panjang atau prekuensi relatif kerugian tidak ada artinya bila digunakan untk kemungkinan terjadinya satu kejadian. Konsep ini lebih bermana bila diaplikasikan pada kemungkinan terjadinya dalam kejadian-kejadian yang berjumlah besar. Misalnya kejadian tsunami pada satu kota dapat kemungkinan menyebabkan 1000 kerusakan, namun berdasrkan pengalaman dari 1000 rumah hanya 20 rumah yang rusak. Untuk itu chance of loss kejadian tsunami adalah 2% (20/100). Dalam chance of loss perlu dibedakan antara penyebab kerugian dan kondisi. Penyebab kerugian di istilahkan sebagai peril dan kondisi distilahkan hazard. Terdapat 3 jenis hazard dala konsep chance of loss yaitu Physical Hazard, Morale Hazard dan Moral Hazard.
q Physical Hazard adalah suatu kondisi yang bersumber dari karakteristik material atau objek. Misalnya mobil tabrakan akibat jalan licin, atau rem blong. Pada kejadian ini jalan licin dan rem blong adalah physical hazard sedangkan tabrakan adalah peril sedangkan mobil rusak adalah suatu kejadian.
q Morale Hazard adalah sikap mental ceroboh atau sikap tidak hati-hati sesorang yang dapat berakibatnya timbulnya kerugian. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari keadaan yang menyebabkan seseorang mengabaikan resiko yang dapat terjadi. Misalnya kejadian kecelakaan mobil akibat dari kecerobohan atau kekurang hati-hatian dari pengemudi. Pengemudi beralasan bahwa kekurang hati-hatian mengingat mobil yang dikendarai telah diasuransikan dan akan menjadi tanggung jawab pihak perusahaan asuransi bila terjadi tabrakan. Namun pengemudi seringkali tidak menyadari bahwa akibat tabrakan dapat berdampak lain diluar asuransi yang dijamin misalnya kerugian pihak ketiga yang terlalu besar, kerugian kehilangan nyawa dan lain-lain.
q Moral Hazard bersumber pada sikap mental sesorang. Namun dalam kejadian ini kerugian yang terjadi sebagai akibat dari tindakan yang disengaja dan dirancang sehingga terjadi kerugian atau mengakibatkan kerugian semakin besar. Misalnya suatu perusahaan telah diasuransikan, untuk mendapat pergantian dari perusahaan asuransi, dengan sengaja ada pihak-pihak yang berusaha membakar perusahaan tersebut.

2. Derajat Resiko (Degree of Risk)
Derajat resiko adalah variasi realtif antara kerugian aktual dan kerugian yang diharapkan. Lebih jelasnya kadar resiko adalah kisaran penyimpangan dari kerugian rata-rata (yang diharapkan) yang ditaksir dengan menggunakan kemungkinan kerugian (chance of loss) menggunakan rumus sebagai berikut:


Resiko Objektif = Simpangan antara kerugian aktual dan yg diharapkan
Kerugian yang diharapkan

Misalnya 2 perusahaan A dan B dari 100 ribu produk A dan B terdapat 100 produk yang catat. Dari data statistik diketahui estimasi jumlah produk cacat perusahaan A adalah berkisar antara 95-105 produk. Sedangkan perusahaan B adalah berkisar antara 80 – 120. Dari data ini maka derajat resiko dua perusahaan adalah:

A = (105-95) / 100 =10%
B = (120-80) / 100 = 40%

Jadi walaupun chance of loss dua perusahaan sama, namun derajat resiko perusahaan B empat kali dari perusahaan A   

Sabtu, 17 Februari 2007

Dasar Pengelolaan Organisasi pada:Realitas, Waktu dan Risiko




Untuk dapat melakukan beberapa Kegiatan organisasi yang didasarkan pada realitas. sebagai ilustrasi, manajer sangat dimungkinkan meninggalkan prinsip-prinsip berorganisasi yang baik. Contohnya, walaupun teori menyarankan perlunya situasi harmonis dan kejelasan, sering para manajer harus mentoleransi pertentangan. Namun demikian, usaha untuk menghindari pertentangan tersebut adalah dengan menciptakan prosedur mengadu, kotak saran, kebijakan pintu terbuka, pertemuan kelompok, dan rapat anggota.
Adapun cara yang dapat digunkan untuk menyelesaikan pertentangan tersebut dilakukan :
  • Penggunaan kekuasaan atau paksaan (coercive): biasanya untuk menyelesaikan pertentangan yang menimbulkan keadaan darurat, untuk menyelesaikan isu penting, dan mengambil tindakan terhadap orang yang mengambil tindakan terhadap orang yang hanya meraih keuntungan semata.
  • Menghindari atau mengundurkan diri: biasanya atas isu yang tidak penting itu, ada isu lain yang lebih penting, atau tidak ada kesempatan/kemungkinan memberikan kepuasan pada pihah-pihak lain, membiarkan isu surut sendiri, atau orang lain dapat menyelesaikannya itu dengan cara yang lebih baik.
  • Mengakomodasikan situasi : biasanya terhadap hal-hal yang kita salahi, isu lebih penting dari pada diri kita, bila harmonis dapat diwujudkan maka stabilitas tentunya lebih penting.
  • Kompromi: pada agenda utama telah ditetapkan bahwa bila tujuan lebih penting maka penyelesaian sementara, dilakukan dan dikorbankan hak-haknya, untuk memuaskan pihak lain.
  • Kolaborasi atau pemecahan masalah; bila ingin penyelesaian intergratif, ingin belajar, dan membuat konsensus.
Dari penjabaran diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa menajer merupakan penengah/fasilitator. Sebagai fasilisator, manajer harus mendengar, mengerti, menghayati, dan bertindak adil terhadap pihak-pihak lainya.
Didalam memikirkan kegiatan organisasi, unsur waktu sangatlah menentukan karena unsur tersebut berkaitan dengan manusia/orang (mengubah atau melatihnya) pada suatu kasus tertentu, yaitu seberapa banyak yang dapat dilakukan dan seberapa cepat. Pengelolaan waktu ini mencakup perkiraan terhadap kebutuhan masa depan sebagai organisasi, lankah preventip untuk mencegah, apa yang diperlukan. Apabila kita menangguhkan untuk mengubah organisasi hingga situasi sudah menjadi kritis maka kekacauan akan muncul dan mungkin sulit untuk menyelesaikan masalah yang ditimbulkannya.
Manajemen juga harus mengelola resiko karena perubahan baik internal seperti produk, teknologi, atau risiko ekternal persaingan serta desakan perubahan organisasi. Sebagai pimpinan perusahaan maka harus bertindak cerdas dan kreatif dalam pengambilan keputusan dan mencari alternatif dalam nmemberikan solusi, memutuskan secara adil. Apabila sedikit saja terjadi kesalahan besar, kemungkinan risiko sulit dibayangkan. Berbagai pertimbangan dengan kebijakan penting untuk menyelamatkan dan mempertahankan organisasi dari kehancuran.
Disamping kecerdasan pimpinanan dituntut kepekaan mensiasati perubahan lingkungan bisnis yang global saat ini membutuhkan kompetisi yang kuat untuk memanfaatkan teknologi informasi karena perubahan yang terjadi bersifat konstan, pesat dan mendasar.
Organisasi dapat dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan. Para organisatoris tentu menyadari betul bahwa tujuan yang besar dan berat itu tidak dapat dicapai bila dipikirkan dan diatasi sendiri. Oleh karena itu, mereka membentuk suatu kesatuan kelompok kerja dalam organisasi. Organisasi disini sebagai alat untuk meringankan, mengefektifkan, mengefisienkan dan mengoptimalkan, pencapaian tujuan yang hendak dicapai bersama dengan cara kerja bersama-sama. Dengan demikian tujuan tidak dapat dicapai secara individu, dengan organisasi tujuan tersebut kemungkinan besar dapat tercapai. Hal ini dapat berjalan efektif apabila tiap-tiap individu yang ada didalam organisasi tersebut sadar akan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang diembannya untuk mencapai tujuan yang sama yang telah dirumuskan melalui musyawarah.
Kesimpulan bahwa peran para manajer itu penting, organisator harus dan dapat memahami pengertian, hakikat, pola dasar organisasi, tujuan organisasi dan struktur organisasi dalam kerangka pikir dengan jelas dan tegas. Organisasi dapat dijadikan sebagai wadah aktivitas, sebagai proses, sebagai sistem perilaku, sekaligus juga merupakan alat untuk mencapai tujuan sebuah organisasi efektif dan dimungkinkan pula efisiensi tercapai.

Jumat, 16 Februari 2007

PENILAIAN HASIL DAN PENYESUAIAN KEGIATAN

1.Penilaian Hasil
Penilaian hasil adalah fase proses manajemen dimana manajemen mencoba meyakinkaan did apakah pilihan strategi sudah tepat diimplementasikan dan memenuhi tujuan organisasi.

2.Alat-Alat Penilaian Hasil
Penilaian strategi pasca inplementasi adalah berdasarkan :
1.Konsep makro atau tingkat strategis yang mengkaji kemampuan organisasi dalam menemukan strategi yang konsisten dangan kekuatan, kelemahan,pilihan resiko dan kondisis lingkungan.
2.Konsep mikro (penilaian atas keefektifan pada tingkat operasional.
Kriteria atau ukuran penilaian :
1.Tercapainya tujuan strategis dan operasional termasuk kepuasan karyawan.
2.Sampi dimana organisasi memainkan peranya bila dihubungkan dengan sumberdaya yang langka.
3.Efisiensi proses konversi atau transformasi.
4.Kemampuan organisasi bereaksi dan menyesuaikan diri.
Keefektifan organisasi dititik beratkan kepada :
1.Kemampuan menyesuaikan dan fleksibilitas.
2.Produktifitas.
3.Kepuasan kerja.
4.Tingkat keuntungan.
5.Kemampuan mendapatkan sumber daya.

3.Kesiapan Menatap Lingkungan dan Penyesuaian Kegiatan:

Situasi dan lingkungan selalu menawarkan perubahan dan ketidak pastian,oleh karena itu organisasi harus waspada dan dapat menyesuaikan diri dan menentukan strategi baru. Caranya adalah dengan :
1.Selalu mengikuti informasi yang tersedia diluar.
2.Menciptakan sistem informasi manajemen yang memberikan informasi strategis.
3.Selalu memantau kegiatan pesaing.

Sektor-sektor lingkungan yang dapa dan tidak dapat dipengaruhi oleh organisasi:
1.Sektor ekonomi
2.Sektor teknologi


1.Tujuan Bisnis
Tujuan bisnis dikelompokkan ke dalam 2 jenis:
1.Tujuan Resmi: Mecerminkan maksud atau misi formal organisasi seperti tercntum pada anggaran dasar  dan anggaran rumah tangga  badan usaha.
Tujuan ini menunjang organisasi utk memperoleh:
a.Identifikasi
b.Integrasi
c.Kolaborasi
d.Adaptasi
e.Penyegaran kembali
2.Tujuan Operasional: Tujuan spesifik dengan sumberdaya organisasi dialokasikan.

Berbagai analisis terhadap lingkungan:
1.Analisis Lingkungan ekstern
2.Analisis intern organisasi: kekuatan/kelemahan
3.Analisis kesempatan dan ancaman
4.Analisis nilai manajerial
5.analisis misi badan usaha

Syarat-syarat agar tujuan organisasi efektif:
1.Harus menantang namun dapat tercapai
2.Dapat diukur
3.Ada unsur waktu
4.Konsisten


2.Tanggung Jawab Sosial Bisnis:
1.Dewasa ini badan usaha mulai dituntut untuk tidak saja mengejar keuntungan, namun juga harus bertanggung jawab sosial.
2.Tanggung jawab sosial berarti organisasi tidak mementingkan diri sendiri namun juga mementingkan publik.
3.Dasar tanggung jawab sosial adalah etika bisnis.

3.ETIKA BISNIS

1.Etika bisnis perlu diterapkan pada sikap, perilaku dan tindakan badan usaha, agar tercapai badan yang selaras, serasi dan seimbang di segala aspek kehidupan badan usaha di dalam masyarakat.
2.Etika bisnis di Indonesia berakar pada Pancasila.
3.Manajemen badan usaha di Indonesia harus mendasarkan diri pada Pancasila di dalam sikap, perilaku dan tindakannya.

Perlunya Berbisnis dengan Etika
Sebenarnya, keberadaan etika bisnis tidak hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan “remeh” seperti, “Saya belanja Rp 50.000 tapi cuma ditagih Rp 45.000. Perlu nggak saya lapor?”, atau, “Bisakah saya melakukan tindakan tidak etis/melanggar hukum untuk meningkatkan kinerja divisi saya?”, atau, “Should I accept this gift or bribe that is being given to me to close a big deal for the company?“, atau, “Is this standard we physicians have adopted violating the Hippo-cratic oath and the value it places on human life?“, dan pertanyaan-pertanyaan serupa lainnya.
Sebuah studi selama 2 tahun yang dilakukan The Performance Group, sebuah konsorsium yang terdiri dari Volvo, Unilever, Monsanto, Imperial Chemical Industries, Deutsche Bank, Electrolux, dan Gerling, menemukan bahwa pengembangan produk yang ramah lingkungan dan peningkatan environmental compliance bisa menaikkan EPS (earning per share) perusahaan, mendongkrak profitability, dan menjamin kemudahan dalam mendapatkan kontrak atau persetujuan investasi.
Di tahun 1999, jurnal Business and Society Review menulis bahwa 300 perusahaan besar yang terbukti melakukan komitmen dengan publik yang berlandaskan pada kode etik akan meningkatkan market value added sampai dua-tiga kali daripada perusahaan lain yang tidak melakukan hal serupa.
Bukti lain, seperti riset yang dilakukan oleh DePaul University di tahun 1997, menemukan bahwa perusahaan yang merumuskan komitmen korporat mereka dalam menjalankan prinsip-prinsip etika memiliki kinerja finansial (berdasar penjualan tahunan/revenue) yang lebih bagus dari perusahaan lain yang tidak melakukan hal serupa.
Kita Sebagai Pebisnis
Kasus yang paling gampang adalah Enron — yang begitu sering didiskusikan di ruang kuliah. Sebenarnya, Enron adalah perusahaan yang sangat bagus. Sebagai salah satu perusahaan yang menikmati booming industri energi di tahun 1990an, Enron sukses menyuplai energi ke pangsa pasar yang begitu besar dan memiliki jaringan yang luar biasa luas. Enron bahkan berhasil menyinergikan jalur transmisi energinya untuk jalur teknologi informasi.
Kalau dilihat dari siklus bisnisnya, Enron memiliki profitabilitas yang cukup menggiurkan. Seiring booming industri energi, Enron memosisikan dirinya sebagai energy merchants: membeli natural gas dengan harga murah, kemudian dikonversi dalam energi listrik, lalu dijual dengan mengambil profit yang lumayan dari markup sale of power atau biasa disebut “spark spread“.
Sebagai sebuah entitas bisnis, Enron pada awalnya adalah anggota pasar yang baik, mengikuti peraturan yang ada di pasar dengan sebagaimana mestinya. Pada akhirnya, Enron meninggalkan prestasi dan reputasi baik tersebut. Sebagai perusahaan Amerika terbesar ke delapan, Enron kemudian tersungkur kolaps pada tahun 2001. Tepat satu tahun setelah California energy crisis.
Seleksi alam akhirnya berlaku. Perusahaan yang bagus akan mendapat reward, sementara yang buruk akan mendapat punishment. Termasuk juga pihak-pihak yang mendukung tercapainya hal tersebut — dalam hal ini Arthur Andersen.
Masyarakat akhirnya juga lebih aware terhadap pasar modal. Pemerintah pun juga makin hati-hati dalam melakukan pengawasan. Penyempurnaan terhadap sistem terus dilakukan. Salah satunya adalah lahirnya Sarbanes-Oxley Act. Akibat mendzolimi pelaku pasar lainnya, Enron akhirnya terkapar karena melakukan penipuan dan penyesatan. Pun bagi “Enron-wannabe” lainnya, perlu berpikir ulang dua-tiga kali untuk melakukan hal serupa.
Memang benar. Kita tidak bisa berasumsi bahwa pasar atau dunia bisnis dipenuhi oleh orang-orang jujur, berhati mulia, dan bebas dari akal bulus serta kecurangan/manipulasi. Tetapi sungguh, tidak ada gunanya berbisnis dengan mengabaikan etika dan aspek spiritual. Biarlah pemerintah melakukan pengawasan, biarlah masyarakat memberikan penilaian, dan sistem pasar (dan sistem Tuhan tentunya) akan bekerja dengan sendirinya.
Kita Sebagai Konsumen
Ini yang lebih penting.
Memang benar, tidak ada yang bisa menjadi produsen (atau konsumen) selamanya. Ada kalanya kita berada dalam posisi sebagai penjual dan ada kalanya kita sebagai pembeli. Saya sendiri, lebih sering berada dalam posisi sebagai konsumen — alih-alih sebagai seorang produsen.
Kembali ke kasus Morgan di atas, persaingan bisnis yang kian sengit memang mengakibatkan terdistorsinya batas-batas antara right-wrong atau good-bad. Lumrah sekali kita jumpai praktik bisnis yang menembus area abu-abu. Tidak jarang pula kampanye pemasaran begitu gencar digalakkan sehingga membuat kita bahkan tidak bisa mengenali diri kita sendiri. Kita “dipaksa” membeli barang yang kita tidak perlu. Kita “senang” mengonsumsi produk yang sebenarnya justru merusak diri kita. Kita “bahagia” memakai produk luar negeri sementara industri dalam negeri mulai kehabisan nafas.
Kompas beberapa waktu lalu pernah mengulas tentang gencarnya cengkeraman kapitalisme membelenggu negara-negara yang baru berkembang seperti Indonesia. Korbannya adalah masyarakat strata menengah dan masyarakat strata “agak bawah” yang “memaksakan diri” untuk masuk ke level yang lebih tinggi. Secara fundamental ekonomi, pengaruhnya jelas tidak baik karena ekonomi yang didasarkan pada tingkat konsumsi yang besar (apalagi dibiayai oleh utang) benar-benar rawan. Secara sosial, jelas fenomena ini akan menimbulkan pergeseran dan rentan terhadap benturan yang dampak turunannya sebenarnya cukup mengerikan.
Maka tak perlu heran jika di jaman sekarang seorang anak kecil akan lebih faham kosakata “starbucks”, “breadtalk”, “orchard road”, “gucci”, daripada kosakata lain seperti “gudeg”, “bunaken”, “senggigi”, “ketoprak”, dan sebagainya. Kita secara tidak sadar mengkiblatkan diri pada produk/jasa yang sebenarnya tidak terlalu bagus — melainkan karena praktik pemasaran dan operasional bisnis yang seringkali melanggar batas-batas etika.
Sebenarnya tidak ada yang “salah” dengan kapitalisme. Kapitalisme, yang didasarkan pada perdagangan, disebut Adam Smith sejak lama sebagai kunci kemakmuran. Ide ini sudah dibuktikan secara empiris oleh para akademisi. Dengan adanya perdagangan, maka spesialisasi, penghargaan, kebersamaan, perdamaian, serta kemakmuran bisa tercapai. Yang salah adalah ketika kapitalisme dijalankan dengan melanggar etika sehingga menodai nilai-nilai murni perdagangan itu sendiri.
Belajar dari pengalaman Morgan, sebagai konsumen kita memang harus mulai belajar untuk aware terhadap praktik-praktik bisnis yang melanggar batas-batas etika. Karena pada akhirnya konsumen selalu berada dalam posisi yang dirugikan. Sementara produsen memiliki kesempatan berkelit yang lebih banyak. The winner takes all.
Padahal, sebenarnya kita nggak perlu malu mengonsumsi tahu, tempe, atau daun singkong, sementara teman-teman kita makan di restoran fast food. Biarlah kita mengenakan produk dalam negeri sementara orang lain pakai Versace, Bvlgari, atau Luis Vuitton. Tidak ada yang akan menghukum kita hanya karena ponsel kita lebih lawas daripada milik rekan kita. Kita tidak perlu ganti mobil hanya karena tetangga kita barusan beli mobil baru. Kita juga tidak harus membeli rumah yang lebih besar sementara kita sendiri sebenarnya sudah cukup nyaman dengan rumah yang ada.
Dan percayalah. Tidak ada yang lebih tahu dan mengenal diri kita kecuali Tuhan dan diri kita sendiri.

Rabu, 14 Februari 2007

KEGIATAN ORGANISASI

Banyak alasan mengapa seseorang yang akan bergabung dengan suatu organisasi/kelompok lainnya, menurut Suprihanto dkk.(op-cit:p.71) disebabkan tiga faktor, antara lain:
  1. Security and Power
Keinginan menggabungkan diri dalam suatu kelompok, individu individu karena merasa apa yang seharusnya dapat dilakukan dan memikliki nilai manfaat, tetapi tidak dapat dilakukan seorang diri jika bergabung maka dapat dilakukan. Dengan semakin banyaknya jumlah anggota kelompok, pendapat kelompok tersebut akan lebih diperhatikan. Hal ini menjadikan semakin kuat dan memberi rasa aman bagi para anggotanya. Melalui kelompok inilah maka individu juga dapat mewujudkan idenya.
  1. Status and Self-Esteem
Dengan menjadi anggota kelompok ataupun individu akan mendapatkan atau memiliki status tertentu. Status sosial yang dimiliki itu dapat meningkatkan harga dirinya jika kelompok tersebut dapat bergabung dan akan memiliki popularitas yang lebih tinggi pada komunitas masyarakat).
  1. Affiliasi
Dengan menjadi anggota suatu kelompok, individu dapat memenuhi kebutuhan akan kontak sosial dengan sesema manusia. Ia dapat mengungkapkan perasaanya pada anggota kelompok yang lain dan dapat memberi pendapat terhadap masalah yang dihadapi rekan kelompoknya.
Kegiatan organisasi merupakan kegiatan dalam pengelolaan organisasi. Ada tiga alat yang dipergunakan oleh manajer dalam pengelolaan organisasi yaitu


  1. Struktur organisasi
  2. Sistem anggaran dan pamparannya
  3. Hubungan kemanusiaan secara langsung.


Para manajer diharapkan dapat memanfaatkan struktur organisasi yang dinamis-organik. Rancanglah struktur yang berkaitan dengan manusia dan jangan merancang struktur organisasi yang berkaitan dengan tugas namun tidak menutup kemungkinan kedua hal tersebut patut diperhatikan. Dari kedua hal diatas fokus utama yang harus anda perhatikan dalam pengeloloaan organisasi adalah perencanaan, sumberdaya, anggaran, pengawasan, informasi, koordinasi, arbitrasi pamparan, pemilihan dan yang terakhir adalah pengembangan. Sistem tersebut harus berhubungan dengan unsur yang menentukan kecukupan organisasi, saling berhubungan satu dengan yang lainya dan memungkinkan motivasi dan komitmen. Apabila sistem tidak berjalan seperti apa yang diharapkan, sebaiknya ada tindakan intervensi langsung.
Bagaimanapun juga pemanfaatan alat tergantung pada tingkat perkembangan organisasi yang mempengaruhi strategi. Kontak lansung biasanya digunakan bila organisasi masih kecil, Pada organisasi ini intervensi langsung terjadi, sedang pada ognanisasi yang besar struktur dan sistem dominan. tingkat intervensi tidak terjadi, namun hal yang terjadi adalah multi fungsi dan multi divisi, oleh karenanya diperlukan pamparan dan rancang bangun struktur yang lebih baik. Perubahan organisasi perlu dilakukan secara berhati-hati, karena perubahan itu akan berhubungan dengan pergeseran tugas, hubungan yang bersifat kemanusiawian dan manusia. Kegagalan organisasi tidak bersifat incremental atau berupa tambahan akan tetapi bersifat total, yang perlu diketahui bahwa kegiatan organisasi itu berkaitan pada tiga hal, yakni realitas, waktu, dan resiko. Jadi, Walaupun syarat-syarat sebagai organisasi yang baik itu sudah dijalankan, namun karena adanya dinamika perubahan,, maka segala realitas kehidupan dan resiko, terutama dimasa yang akan datang serta mencoba melekukan teknik pengembangan organisasi (Robbins 1998:P.225) yaitu dengan teknik-teknik pengembangan yang menyangkut struktur juga teknik-teknik pengembangan yang menyangkut manusia.
Pengembangan struktur adalah perubahan terhadap struktur organisasi yang sengaja dilakukan dengan tujuan meningkatkan motivasi kerja dan kepuasan anggota, atau dalam rangka peningkatan efektivitas organisasi. Teknik-teknik pengembangan yang mencakup struktur mencakup pengembangan materi dan jenis pekerjaan serta hubungan antar pekerja.
Pengembangan organisasi yang menyangkut faktor manusianya, merupakan bagian penting dari upaya peningkatan efektivitas organisasi. Oleh karena itu sebagian besar penelitian tentang pengembangan organisasi memfokuskan diri pada unsur manusia ini, baik dalam kedudukannya sebagai individu maupun kelompok. Teknik-teknik yang dapat di gunakan untuk mengembangankan organisasi dari segi manusianya, Robbins (Ibid:P226-231) mengemukakan antara lain latihan sensitifitas, Survey umpan balik, Konsultasi proses, pembentukan tim kompak serta pengembangan kerjasama antar kelompok. Dapat disimpulkan bahwa pengengangan organisasi berhubungan dengan hal penganalisaan masalah masalah organisasi secara berencana dan terus menerus guna penyempurnaan dan penyesuaian akibat adanya perubahan dengan menerapkan ilmu perilaku yang dilakukan oleh pejabat dalam organisasi sendiri atau dengan konsultan. Adapun ciri-ciri utama pengembangan organisasi adalah suatu perubahan berencana, berorientasi kepada persoalan dan usaha pemecahannya, mengggunakan pendekatan yang konsisten, bagian integral dari proses manajemen, proses yang berkesinambungan dan fokus perhatian pada peningkatan serta selalu mengarah kepada perbaikan.


PERSYARATAN KEPEMIMPINAN DAN KESUKSESAN ORGANISASI


Persyaratan Kepemimpinan
1.Memimpin merupakan salahs atu fungsi manajemen. Oleh karena itu, pemimpin belum tentu manajer yang baik. Bagaimanapun juga, perlu diketahui persyaratan kepemimpinan itu agar paling tidak  dipenuhi sebagaian persyaratan manajemen yang baik.
2.Kepemimpinan merupakan penggunaan kekuasaan oleh manajer untuk mempengaruhi perilaku orang di dalam kerjanya.
3.Teori penerimaan kenyataan, bahwa kepemimpinan itu tercipta bila seseorang menerima permintaan pemimpin besar: (a) mengerti akan permintaan, (b) perasaan mampu melaksanakan permintaan, (c) kepercayaan bahwa permintaan itu untuk kepentingan organisasi, dan (d) kepercayaan permintaan itu sesuai dengan nilai pribadinya.
4.Kepemimpinan yang efektif didekati dengan pendekatan atas sifat pribadi seseorang, perilaku seseorang dan situasional.

Memimpin: Berkuasa, Mengarahkan, dan Mengkoordinasikan kegiatan.

Jenis-jenis Kepemimpinan:
1.Kepemimpinan formal: Manajer memimpin dengan wewenang formal
2.Kepemimpinan Informal: Manajer memimpin tanpa wewenang formal

Kepemimpinan pada hakikatnya di dukung kekuasaan yang bersumber dari kekuasaan akibat:
a.Posisi: Hasil positif, kekuasaan paksaan, dan kekuasaan hukumiah
b.Sifat orang: Keahlian dan referensi/rujukan.

Kepemimpinan yang efektif dijelaskan dengan menggunakan pendekatan:
1.Pendekatan sifat pribadi seseorang seperti, tinggo badan, umum, penampilan, dominan, bekerja sama, dan cerdas.
2.Pendekatan perilaku, mementingkan orang dan mementingkanb tugas.
3.Pendekatan situasional: Menitikberatkan pada pasangan perilaku dgn sifat situasional. Pendekatan ini di dukung oleh teori Fred Fiedler, Robert House, Path Goal Theory, Victor Vroom dan Philip Yetton.


Gaya Kepemimpinan:
1.Gaya pemerintah/ gaya alokatif
2.Gaya Manusiawi atau support
3.Gaya partisipatif atau demokratif
4.Gaya bebas.


1.Tugas-Tugas Pemimpin

Tugas pemimpin: Membantu mendorong anggota, memberikan arahan, memperbolehkan partisipasi dan memberi semangat pengikutnya atau melakukan pekerjaan lebih atau ekstra demi organisasi.

Dari seorang pemimpin dituntut kemampuan/kelebihan khusus agar mampu memberikan inspirasi pada pengikutnya. Kemampuan tersebut adalah:
1.Kharisma
2.Pertimbangan dan perhatian pada pribadi seseorang
3.Stimulasi Intelektual

Pada hakikatnya, Tugas pemimpin adalah semacam penilaian pribadi, integritas kejujuran, memberikan otonomi kepada para anggota, memberi kesempatan para anggota untuk mengembangkan diri, memberikan keahlian dan pengetahuan, membela bawahan, symbol keberhasilan, memberi informasi pada orang lain, dan lain-lain

2.Kesuksesan Pemimpin dan Organisasi

Kriteria Sukses:
1.Adanya strategi
2.Struktur
3.Sistem
4.Staf
5.Keterampilan
6.Gaya
7.Nilai yang dimiliki bersama
8.Penggantian yang lancar/suksesi

Syarat agar pemimpin bersifat Excellent menurut Thomas J. Peters dan Roberts H. Waterman:
1.HArus bertindak cepat dan melaksanakan dengan baik
2.Perlu membentuk struktur organisasi yang sederhana dengan staf sedikit
3.Harus mengadakan kontak dengan langganan
4.Harus meningkatkan prosuktivitas melalui
5.Memberikan otonomi operasional dan mendorong swakarya
6.Memberikan perhatian pada satu tujuan saja
7.Memberikan penekanan perhatian pada yang dikuasai
8.Harus menggunakan manajemen Keras Lunak secara simultan


Strategi yang berhasil dibuat berdasarkan unsur keterampilan kepemimpinan;
1.Visi yang baik
2.Kepekaan
3.Penghayatan
4.Kemampuan menangani masalah
5.fokus perhatian
6.Kesabaran





Selasa, 13 Februari 2007

PERAN ORGANISASI




Persyaratan dari suatu organisasi yang baik perlu keseimbangan antara struktur dan faktor kritis, faktor ini dapot pula dikatakan sebagai variabel lain dari yaitu lingkungan internal maupun eksternal diantaranya adalah, sistem, ukuran, strategi dan manusia. Teknologi, konsumen, konsumen, serikat pekerja Untuk mencapai mencari keseimbangan dalam sebuah organisasi itu maka ada beberapa pendekatan, antara lain pendekatan ( 4 syarat)
  1. Birokrasi.
  2. Mekanistik dan organik
  3. Kontingensi atau situsional
  4. Sub-sistem


1. Pendekatan birokrasi yang dikenalkan oleh Weber, selain memiliki beberapa kelemahan ( lamban, procedural) namun terdapat unsur idealnya pada beberapa level manajemen seperti:
  • Pembagian kerjanya jelas. kewewenang dan tanggung jawab yang diberi tugas jelas.
  • Hierarki dan Posisi diatur jelas.
  • Menempatkan personalia yang berkemampuan teknis untuk berbagi posisi.
  • Dasar sistem diatur secara resmi, sehingga uniformitas dan koordinasi dijamin karena diterapkan dengan konsisten memiliki standarisasi.
2. Mekanistik dan Organik dengan memiliki ciri-ciri dari struktur, untuk jelasnya dapat dilihat pada perbedaan yang nampak pada kolom berikut:
Pendekatan Mekanistik


Pendekatan Organik
  • Wewenang sangat terpusat (sentralisasi)
  • Banyak aturan dan prosedur
  • Pembagian kerja lengkap
  • Memiliki rentang kendali( span of control) terbatas
  • Sistem berdasarkan aturan resmi dan tak pribadi


  • Wewenang ada pada desentralisasi
  • Sedikit menggunakan aturan maupun prosedur
  • Pembagian kerja tidak flexible
  • rentang kendali lebar
  • koordinasi sering bersifat informal dan boleh jadi sangat pribadi


Untuk melihat gambaran pada Struktur mekanistik idealnya, dibangun pada situasi lingkungan yang stabil. Pada pendekatan Organik lebih tanggap menghadapi lingkungan yang cepat berubah dan sering menciptakan kondisi yang penuh ketidakpastian (dinamis)


3. Pendekatan Situsional
beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pendekatan situsional adalah ;
      1. lingkungan eksternal
      2. teknologi
      3. strategi
      4. besaran/ukuran standar
      5. manusia
  1. Cakupan lingkungan melibatkan faktor; politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya, pendidikian, sumber daya dan teknologi.
  1. Teknologi meliputi tentang kemajuan ilmu dan teknologi suatu masyarakat termasuk dasar fisik dan pengetahuan masyarakat maka struktur organik lebih sesuai.
  1. Strategi terdiri atas strategi; stabilitas, pertumbuhan, strategi yang mengambang/ asal hidup. Strategi stabilitas lebih sesuai struktur mekanistis karena ada anggapan hanya sedikit perubahan dalam lingkungan, sangat beda dengan strategi pertumbuhan karena lebih kompleks
  1. Manusia mempengaruhi organisasi sebagai. Bagi yang memiliki Jenjang berpendidikan lanjut tentu lebih nyaman bekerja pada struktur yang organik  
4. Pendekatan Sub-sistem
Menurut Paul Lawrence bersama Jay Lorsch, menyatakan bahwa; suatu organisasi jika menghadapi lingkungan ekstern yang tidak menentu maka diperlukan Differensiasi internal yang lebih besar. Alasan pendekatan sub-sistem ini dapat menimbulkan diferensiasi karena derajat perbedaan yang ada diantara unsur internal organisasi. Perbedaan berorientasi pada: waktu, tujuan, hubungan pribadi, dan struktur. Sub-sistem juga membutuhkan integrasi, yaitu tingkat koordinasi antar sub-sistem dalam organisasi. Integrasi dicapai dengan aturan dan prosedur, rujukan hierarki, perencanaan, kontak langsung, peranan penghubung, task force atau kelompok kerja, tim, dan organisasi matrik. Suatu hal yang perlu diperhatikan pada pendekatan ini apabila sulit dilakukan integrasi, maka orang cenderung meninggalkan aturan dan prosedur serta hierarki dan orang mngandalkan kelompok kerja, kerjasama tim, dan juga organisasi matriks
Akan semakin jelas jika persyaratan organisasi yang baik menuntut banyak sekali faktor yang perlu di perhatikan.


SUKSES DALAM KEPEMIMPINAN DAN ORGANISASI

Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang mampu menjalankan cara dan tujuan organisasi dengan efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut pemimpin mengacu kedalam delapan kriteria sukses antara lain strategi, struktur, sistek, staf, keterampilan, nilai-nilai, gaya, sukses.

1. Strategi marupakan cara dalam organisasi berusaha mencapai tujuan baik jangka pendek, menegah, maupun jangka penjang sesuai dengan lingkungan yang selalu berubah.


2. Struktur adalah rangka dasar yang dipakai manajenen untuk mewadahi tanggung jawab berbagai fungsi dalam organisasi, serta komunikasi, informasi, dan proses pengambilan keputusan.


3. Sistem yaitu sarana yang memperlancar komunikasi dan mempunyai komponen perencanaan dan pengawasan. Perencanaan menitik beratkan pada penciptaan rebcana strategik untuk mencapai tujuan fungsional, bisnis atau organisasi. Pengawasan menentukan perbedaan antara kinerja rencana riil, sehingga tindakan korektif dapat dilakukan.


4. Staf adalah sumberdaya manusauia yang mengisi organisasi. Mereka memerlukan pengembangan dan komunikasi akan hal-hal berupa dampak dari strategi, struktur dan sistem organisasi. Sebaliknya, staf mempengaruhi keberhasilan strategi, struktur dan sistem. Seleksi staf sangat penting, demikian pula jaminan kesempatan kerja, pelatihan dan promosi mereka.


5. Keterampilan, adalah kemampuan staf organisasi, mencakup kepribadian, budaya, pelatihan, atau pengalaman
Nilai –nilai yang dimiliki bersama dan tujuan, perlu ada karena ini bersama-sama dengan koordinasi merupakan perekat bagi anggota dan memperkuat kemampuan organisasi. Kesetiaan, komitmen, harmoni dan konsultasi merupakan unsur nilai bersama ini.


6. Gaya, menggambarkan bagaimana prilaku manajer didalam mengarahkan dan memotivasi anggota organisasi didalam mencapai tujuan. Apabila anggota diperhatikan dan dihargai, maka akan timbul komitmen dan kerjasama sehingga anggota bersedia menyumbang pada organisasi.
Suksesi atau pergantian pimpinan dengan lancar akan menghemat waktu, tenaga dan pikiran untuk pemecahan suatu masalah lainya.


Mengacu pada ”in searc of exellence” yang dilakukan Thomas j Peter and robert H Waterman terdapat 7-s mc kinsey framework yang rujuk menjadi delapan kriteria sukses. Satu dari delapan tersebut adalah : pemimpin harus meningkatkan produktivitas karyawannya seperti promosi kenaikan jabatan, tunjangan-tunjangan, rotasi karyawan dan pemberian penghargaan prestasi kerja.

Senin, 12 Februari 2007

PENGEMBANGAN ORGANISASI

Organisasi harus melakukan forecast dan estimasi situasi lingkungan, agar lebih cepat tanggap dan dapat bersiap siap sebelumnya terhadap perubahan lingkungan.


Kebutuhan Pengembangan Efektif
A.Identifikasi perubahan lengkungan
Perubahan politik dan hukum mempengaruhi kegiatan organisasi. Kebijakan Pemerintah berupa peraturan yang menyangkut pemasaran, produksi, penjualan saham, perburuhan, perpajakan dan lain-lain. Setiap kali berubah maka organisasi harus segera menyesuaikan diri terhadap perubahan ini. Disamping itu pemerintah pada hakekatnya sebagai penanam modal serta konsumen terbesar  dewasa ini. Pemerintah dengan pengeluaran pengeluarannya, serta pemilikan organisasi untuk menjalankan proyek-proyek, menentukan kehidupan organisasi.


B.Menghayati Kebutuhan Pengembangan
Sebelum organisasi merencanakan program programnya misalnya latihan dan pengembangan perlu dilakukan analisis terhadap organisasi, analisis jabatan dan analisis tenaga kerja agar dapat ditentukan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam program latihan dan pengembangan.


C.Berbagai penyebab Kegagalan Pengembangan Manajemen
Berbagai kegagalan program program pengembangan manajemen  dapat disebabkan oleh pendekatan latihan yang tida sistematik. Agar dapat dihindari kesalahan kesalah tersebut maka  perhatikan upaya berikut :


1. Berbagai upaya pengembangan mungkin tidak mendukung pencapaian tujuan-tujuan organisasi
2. Upaya pengembangan mungkin menekankan pada program bukan hasil
3. Pengembangan hanya diperuntukan bagi karyawan karyawan tertentu


D.Dasar pemikiran Pendekatan Teori manajemen Operasional pada Latihan dan Pengembangan
Pendekatan pendekatan didasarkan pada anggapan-anggapan sebagai berikut:
1.Para manajer puncak harus secara aktif mendukung program
2.Latihan dan pengembangan harus melibatkan para manajer
3.Kebutuhan kebutuha latihan dan pengembangan bervariasi


Pengembangan Organisasi (organization development atau disingkat OD) adalah suatu pendekatan yang sitematik, terpadu dan terencana untuk meningkatkan efektifitasorganisasi. OD berkaitan dengan aspek-aspek terapan perilaku organisasi. OD terutama bersangkutan dengan perubahan yang direncanakan dalam organisasi yang kompleks. 


Karakteristik utama dari OD :
1.perubahan yang direncanakan
2.perubahan komprehensif
3.perubahan jangka panjang
4.tekanan pada kelompok-kelompok kerja
5.partisipasi pengantar perubahan
6.manajemen kolaboratif 
7.tekanan pada intervensi
secara ringkas hasil-hasil orgaisasional yang diinginkan dari upaya upaya OD mencakup peningkatan efektifitas, pemecahan masalah dan daya penyesuaian.

BIAYA OVERHEAD PABRIK


Di dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dapat dikelompokkan menurut sifatnya, menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan volume produksi dan menurut hubungannya dengan departemen –departemen yang ada dalam pabrik.



Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Sifatnya.
BOP menurut sifatnya dapat digolongkan sebagai berikut:
1.Biaya bahan penolong.
2.Biaya reparasi dan pemeliharaan.
3.Biaya tenaga kerja tak langsung.
4.Beban biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap.
5.Beban biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu.
6.BOP lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai.


Penggolongan BOP menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan volume produksi.
Ditinjau dari perilaku unsur-unsur BOP dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, BOP dapat dibagi menjadi tiga golongan: BOP tetap, BOP variabel dan BOP semivariabel. Untuk keperluan penentuan tarif BOP dan untuk pengendalian biaya, BOP yang bersifat semivariabel dipecah menjadi dua unsur: biaya tetap dan biaya variabel.


Penggolongan BOP menurut hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik.
Ditinjau dari hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik, BOP dapat digolongkan menjadi dua kelompok: BOP langsung departemen (direct departemental overhead expenses) dan BOP tak langsung (indirect departemental overhead expenses)


Alasan Pembebanan BOP Produk Atas Dsar Tarif Yang Ditentukan Di Muka.
Alasan pembebanan BOP kepada produk atas dasar tarif di muka adalah sebagai berikut:
1.Pembebanan BOP atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi seringkali mengakibatkan berubah-ubahnya harga pokok yang dihasilkan dari bulan yang satu kebulan yang lain.Apabila BOP yang sesungguhnya terjadi dibebankan kepada produk maka harga pokok persatuan mungkin akan berfluktuasi karena:
a.adanya perubahan tingkat kegiatan produksi yang bersifat sementara.
b.adanya perubahan tingkat efisiensi produksi.
c.adanya BOP yang terjadinya secara sporadik, menyebar tidak merata selama setahun.
d.BOP tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu tertentu.
2.Di dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produknya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan, manajemen memerlukan informasi harga pokok produk persatuan pada saat pesanan selesai dikerjakan. Padahal ada elemen BOP yang baru dapat diketahui pada akhir setiap bulan, atau akhir tahun.
Langkah-langkah Penentuan Tarif BOP.
Penentuan tarif BOP dilaksanakan melalui tiga tahap berikut ini:

  1. menyusun anggaran BOP


  2. memilih dasar pembebanan BOP kepada produk


  3. menghitung tarif BOP.

Menyusun Anggaran BOP
Dalam menyusun anggaran BOP harus diperhatikan tingkat kegiatan ( kapasitas ) yang akan dipergunakan sebagai dasar penaksiran BOP. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran BOP: kapasitas praktis, kapasitas normal dan kapasitas sesungguhnya yang diharapkan. Penentuan kapasitas praktis dan kapasitas normal dapat dilakukan dengan menentukan lebih dulu kapasitas teoritis.
Kapasitas teoritis (theoritical capacity) adalah kapasitas pabrik atau suatu departemen untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh tanpa berhenti selama jangka waktu tertentu. Kapasitas praktis adalah kapasitas teoritis dikurangi dengan kerugian-kerugian waktu yang tidak dapat dihindari karena hambatan-hambatan intern perusahaan. Kapasitas normal (normal capacity) adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan (expected actual capacity) adalah kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam tahun yang akan datang.


Kelemahan penggunaan kapasitas sesungguhnya.
a.Akan berakibat terjadinya perbedaan yang besar pada tarif BOP dari tahun ke tahun.
b.Sebagai akibat perubahan yang besar pada tarif BOP dari periode ke periode maka biaya-biaya akibat adanya fasilitas menganggur dikapitalisasikan dan diperhitungkan dalam harga pokok produk.


Memilih Dasar Pembebanan BOP.
Ada berbagai macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan BOP kepada produk antara lain adalah:
Satuan produk
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Jam tenaga kerja langsung dan
Jam mesin.

Faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan yang dipakai:
1.Jenis BOP yang dominan jumlahnya dalam departemen. Produksi.
2.Sifat-sifat BOP yang dominan tersebutdan eratnya hubungan sifat-sifat tersebut dengan dasar pembebanan yang akan dipakai.


Pembebanan BOP Kepada Produk , Pengumpulan BOP Sesungguhnya Dan Analisis Selisih BOP.


Contoh Soal.
PT Elionasari memiliki kapasitas normal 80.000 jam mesin.Anggaran BOP satu tahun adalah BOP variabel Rp 5.800.000,- dan BOP tetap Rp 5.400.000,- sehingga dapat dihitung tarif BOP variabel adal Rp 5.800.000,- : 80.000 jam mesin = Rp 72,50 per jam mesin. Tarif BOP tetap Rp 5.400.000,- : 80.000 jam mesin = Rp 67,50 per jam mesin.Jadi tarif BOP total adalah Rp 72,50 + Rp 67,50 = Rp 140,00 per jam mesin. PT Elionasari menerima 100 macam pesanan dan menghabiskan waktu pengejaan 75.000 jam mesin.dalam sertahun maka BOP yang dibebankan kepada produk adalah Rp 140,00 x 75.000 jam mesin = Rp 10.500.000,-. Maka jurnalnya adalah:


Barang Dalam Proses-BOP Rp 10.500.000,-
BOP yang dibebankan Rp 10.500.000,-


Misalnya dalam tahun tersebut BOP yang sesungguhnya terjadi adalah Rp 10.700.000,- yang terdiri dari BOP variabel Rp 5.300.000,- dan BOP tetap Rp 5.400.000,- sehingga selisih BOP adalah Rp 200.000,-( Rp10.700.000,- - Rp 10.500.000,-).
BOP kurang dibebankan Rp 200.000,- dapat dipecah ke dalam dua macam selisih sebagai berikut:
1Selisih Anggaran.(Budget variance)
Selisih anggaran (budget atau spending variance) menunjukkan perbedaan antara biaya yang sesungguhnya dikeluarkan atau terjadi dengan taksiran biaya yang seharusnya dikeluarkan menurut anggaran. Selisih anggaran dihitung sebagai berikut:


BOP sesungguhnya Rp 10.700.000,-
BOP tetap menurut anggaran RP 5.400.000,-
-----------------------
BOP variabel sesungguhnya Rp 5.300.000,-
BOP yang dibebankan (75.000 x Rp72,50 ) Rp 5.437.500,-
------------------------
Selisih anggaran Rp 137.500,- ( L)


Cara lain:
BOP sesungguhnya Rp 10.700.000,-
BOP tetap menurut anggaran Rp 5.400.000,-
----------------------
BOP variabel sesungguhnya Rp 5.300.000,-
BOP variabel yang dibebankan Rp 5.437.500,-
---------------------
Selisih anggaran Rp 137.500,- ( L)


2. Selisih Kapasitas ( Idle Capacity Variance)
Selisih kapasitas disebabkan karena tidak dipakainya atau dilampauinya kapasitas yang dianggarkan.Jumlah selisih kapasitas merupakan perbedaan antara BOP tetap yang dianggarkan dengan BOP tetap yang dibebankan kepada produk. Selisih kapasitas dapat dihitung sebagai berikut:

BOP tetap yang dianggarkan Rp 5.400.000,-
BOP tetap yang dibebankan kepada
Produk 75000 x Rp 67,50 Rp 5.062.500,-
_______________
Selisih kapasitas Rp 337.500,- ( R )


Anda juga bisa menghitung dengan cara lain seperti berikut:


Kapasitas sesungguhnya yang dicapai 75.000 jam mesin
Kapasitas yang dianggarkan 80.000 jam mesin
------------------------
Kapasitas yang tidak terpakai 5.000 jam mesin
Tarif BOP tetap Rp 67,50 per jam mesin
------------------------
Selisih kapasitas (5000 x Rp 67,50) Rp 337.500,- ( R )




Perlakuan terhadap BOP yang kurang atau lebih dibebankan.
Perlakuan terhadap selisih BOP pada akhir tahun tergantung pada penyebab terjadinya penyimpangan tersebut.Jika selisih BOP disebabkan karena kesalahan dalam penghitungan tarif BOP,atau keadaan yang tidak berhubungan dengan efisiensi operasi maka selisih BOP dibagi rata ke dalam rekening-rekening Persediaan Dalam Proses,Persediaan Produk Jadi dan Harga Pokok Penjualan. Tapi jika selisih BOP disebabakan karena ketidakefisienan pabrik atau kegiatan perusahaan di atas atau di bawah kapasitas normal, maka selisih tersebut harus diperlakukan sebagai pengurang atau penambah rekening Harga Pokok Penjualan.


Contoh:
Misalkan dari contoh diatas, saldo rekening-rekening persediaan dan harga pokok penjualan pada akhir tahun sebagai berikut:


Persediaan Produk dalam Proses Rp 400.000,-
Persediaan Produk Jadi Rp 600.000,-
Harga Pokok Penjualan Rp 7.000.000,-
-------------------
Jumlah Rp 8.000.000,-


Maka bagaimanakah perlakuan selisih yang jumlahnya Rp 200.000,- itu, mari kita pelajari.


I Selisih BOP dibagikan ke rekening-rekening Persediaan dan Harga Pokok Penjualan.


Tabel Pembagian Selisih BOP ke Rekening-Rekening Persediaan dan Harga Pokok Penjualan.




Nama Rekening Penyesuaian Saldo per 31Des Saldo Setelah Penyes.


Selisih BOP Rp200.000,-



Persediaan Prod (4/80) x Rp200.000,-
Dlm Proses = Rp10.000,- Rp 400.000,- Rp 410.000,-


Persediaan (6/80) x Rp200.000,-
Prod Jadi = Rp15.000,- Rp 600.000,- Rp 615.000,-


Harga Pokok (70/80) x Rp200.000,-
Penjualan = Rp175.000,- Rp7.000.000,- Rp7.175.000,-
-------------------- ------------------- ------------------
Rp200.000,- Rp8.000.000,- Rp8.200.000,-


Jurnal untuk membagikan selisih BOP atas dasar perhitungan tersebut diatas sebagai berikut:


Persediaan Produk Dalam Proses Rp 10.000,-
Persediaan Produk Jadi Rp 15.000,-
Harga Pokok Penjualan Rp175.000,-
Selisih BOP Rp200.000,-


II.Selisih BOP diperlakukan sebagai pengurang atau penambah rekening
Harga Pokok Penjualan maka jurnalnya akan nampak sebagai berikut:


Harga Pokok Penjualan Rp200.000,-
Selisih BOP Rp200.000,-


























KLASIFIKASI MANAJEMEN


Ada beberapa klasifikasi manajemen dalam menentukan tujuan organisasi

1. Manajemen Bawah,

Tugas Manajemen bawah atau sering juga dikenal dengan penyelia. Kelompok manajemen ini bertindak sebagai pelaksana; rencana dan arahan manajemen menegah dan manajemen puncak kedalam operasi sehari-hari termasuk dalam melakukan pemikiran yang konsepsional atau dan setengah kemanusiaan dan juga konseptual. Peranan manajemen bawah lebih ditekankan pada berbagai keterampilan teknis seperti; melakasanakan pengawasan, keorganisasian /mengkoordinasi) dan sebagian kecil dari pengarahan.

2. Manajemen Menengah

merupakan kelompok yang mendukung manajemen pada kebijakan, prosedur, anggaran serta mengalokasikan sumberdaya untuk organisasi secara keseluruhan, kurun waktu yang dialokasikan besifat jangka menengah. Begitu juga berkaitan dengan tugas adalah menafsirkan arahan yang ditentukan manajemen puncak kedalam suatu rencana dan pedoman.. Manajemen menengah bertanggung jawab penuh namun wewenangnya terbatas, namun bertindak penuh untuk bagian personalia bawah, karena banyak hal-hal yang penting seperti koordinasi serta kerjasama.
Manajemen pada tingkatan ini perlu memiliki keterampilan yang konseptual, sebagian lagi ketrampilan teknis, untuk menyelenggarakan fungsi manajemen supaya lebih berperan maka pembekalan hubungan antar pribadi, informasional untuk pencapaian produktifitas.


3. Manajemen Puncak adalah: manajemen penggerak untuk keberhasilan tujuan perusahaan tentu saja dengan dukungan/koordinasi dengan lini tengah dan bawah. Manajemen puncak menentukan strategi, alokasi sumberdaya bagi organisasi secara keseluruhan dalam jangka waktu panjang dan lebih banyak melakukan pemikiran konseptual dan sedikit sekali teknis. Peran manajemen ini meliputi hubungan antar pribadi, informasional dan pengambilan keputusan. Peranan ini dilaksanakan manajemen dalam rangka menjalankan fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan)

Kewewenang manajemen puncak, terdapat hierarki yang akan menunjukkan posisi, siapa yang bertanggung jawab, di dalamnya ada kegiatan tertentu serta laporan untuk rancang bangun hierarki meliputi : rantai komando, satuan komando dan rentang manajemen. Rentang komando adalah serangkaian hubungan pelaporan yang terjalin dan dan tak terputuskan dari tingkat atas organisasi sampai ketingkat bawah. Setiap tingkat pada struktur dari bawah sampai keatas bertanggung jawab hanya pada satu orang atasan saja.

Pada umumnya keterampilan manajemen terdiri atas: keterampilan teknis, kemanuiawian dan konseptual. Kemampuan teknis mencakup penggunaan alat, teknik dan pengetahuan khusus. Keterampilan kemanusiawian adalah kemampuan bekerja efektif dalam hubungan antar pribadi. Sedangkan keterampilan konseptual berhubungan dengan menghayati organisasi secara keseluruhan dan menyelesaikan masalah demi sistem sebagai keseluruhan. Adapun peranan ini dilakukan unrtuk membina hubungan antarpribadi, memberikan informasi dan mengambil keputusan dengan peringkatnya masing-masing. Hubungan antar pribadi dapat sebagai panutan, pimpinan, dan penghubung; pemberi informasi dapat sebagai pemantau, penyebar dan pembicara; dan juga sebagai pengambil keputusan sebagai wiraswastawan, pendamai, mengalokasikan sumberdaya dan sekaligus bertindak sebaga pemusyawarah.



Minggu, 11 Februari 2007

STRUKTUR ORGANISASI

Apa itu struktur organisasi ?
Struktur organisasi adalah menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi yang akan diikuti. Kita menetapkan bahwa sebuah struktur organisasi mempunyai tiga komponen yaitu kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi.
Kompleksitas
Kompleksitas mempertimbangkan tingkat diferensiasi yang ada dalam organisasi. Termasuk didalamnya tingkat spesialisasi atau tingkat pembagian kerja, jumlah tingkatan didalam hierarki organisasi, serta tingkat sejauh mana unit-unit organisasi tersebar secara geografis.
Formalisasi
Tingkat sejauh mana sebuah organisasi menyadarkan dirinya kepada peraturan dan prosedur untuk mengatur perilku dari para pegawainya.
Sentralisasi
Sentralisasi mempertimbangkan dimana letak dari pusat pengambilan keputusan sangat disentralisasi. Masalah-masalah dialirkan keatas dan para eksekutif senior memilih tindakan yang tepat.
Struktur organisasi didesain untuk menjawab permasalahan apa yang akan dicapai oleh organisasi, dampak pilihan desain terhadap pihak-pihak yang berkepentingan terhadap organisasi. Namun tidak ada rumusan desain organisasi yang paling baik untuk kondisi tertentu. Oleh karena itu manajer harus selalu memonitor struktur organisasinya apakah masih layak sebagai alat untuk mencapai tujuan atau tidak, jika tidak maka strukturnya harus disesuaikan.


PROSES MEMPENGARUHI DALAM ORGANISASI
Pendapat Scott dan Mitchell pengaruh merupakan suatu transaksi dimana seseorang atau sekelompok orang digerakan oleh seseorang atau sekelompok orang lain untuk melakukan kegiatan sesuai dengan harapan mereka yang mempengaruhi tersebut. Para penulis teori organisasi dan manajemen telah mendefinisikan dan menggunakan istilah istilah pengaruh , kekuasaan, wewenang dengan berbagai macam cara dan tidak selalu dalam pengertian yang sama. Berdasarkan uraian Scott tadi maka pengertian dari pengaruh adalah sebagai kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung , mengakibatkan suatu perubahan perilaku sikap orang lain atau kelompok.


Apa beda pengaruh, kekuasaan dan wewenang
Pengaruh berbeda dengan kekuasaan, pengaruh adalah dapat dilakukan melalui lebih banyak cara, seperti mencoba mengubah tingkat kepuasaan dan kinerja. Sedangkan kekuasaan adalah hanya semata-mata mengejar sasarn pribadi atau sasaran sebagian kelompok, kekuasaan berhubungan dengan kepatuhan dan didalam kekuasaan ada unsur pemaksaan dan kepatuhan.
Wewenang adalah hak untuk memanipulasi orang lain dan akan diakui jika kewenangan tersebut digunakan untuk mengejar atau mewujudkan sasaran-sasaran kolektif artinya berhubungan dengan konsensus kelompok..