Sabtu, 20 Januari 2007

PENENTUAN BIAYA STANDAR



Biaya produksi dapat dikelompokkan ke dalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Oleh karena itu penentuan biaya produksi standar meliputi penentuan: (1) biaya bahan baku standar, (2) biaya tenaga kerja langsung Standar, (3) biaya overhead pabrik standar.
  1. Biaya Bahan Baku Standar.
    Penentuan biaya bahan baku standar meliputi: (a) harga bahan baku standar, (b) kuantitas bahan baku standar. Kedua macam standar ini digunakan untuk menganalisis selisih biaya bahan baku yang timbul yaitu:
  1. Selisih Harga Bahan Baku
    Dihitung dengan rumus :
SHB = ( HS – HSt ) KS

SHB = selisih harga bahan baku
HS = harga beli sesungguhnya setiap unit bahan baku
KS = kuantitas sesungguhnya yang dibeli
HSt = harga beli standar setiap unit bahan baku


Jika HS > HSt maka SHB tidak menguntungkan
HS < HSt maka SHB menguntungkan.


  1. Selisih Kuantitas Bahan Baku
Dihitung dengan rumus:


SKB = ( KS – KSt ) HSt


SKB = selisih kuantitas bahan baku
KS = kuantitas sesungguhnya yang dipakai
HSt = harga beli standar setiap unit bahan baku
KSt = kuantitas standar bahan baku.


  1. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar
Penentuan biaya tenaga kerja langsung standar meliputi: (a) tarif upah langsung standar, (b) jam kerja langsung standar. Kedua macam standar ini digunakan untuk menganalisis selisih biaya tenaga kerja langsung yang timbul yaitu:
  1. Selisih Tarif Upah Langsung dapat dihitung dengan rumus:
STU = ( TS – TSt ) JS


STU = selisih tarif upah langsung
TS = tarif upah langsung sesungguhnya setiap jam
JS = jam sesungguhnya untuk mengolah produk
TSt = tarif standar setiap jam upah langsung
Jika: TS > TSt maka STU tidak menguntungkan
TS < TSt maka STU menguntungkan

  1. Selisih Efisiensi Upah Langsung (SEUL) dapat dihitung dengan rumus:


SEUL = ( JS – JSt ) TSt


Dimana:
SEUL = selisih efisiensi upah langsung
JS = jam sesungguhnya untuk mengolah produk
JSt = jam standar untuk mengolah produk
TSt = tarif standar setiap jam upah langsung


Jika JS > JSt maka SEUL tidak menguntungkan
JS < JSt maka SEUL menguntungkan


  1. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik digolongkan menjadi dua yaitu biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead variabel. Penentuan biaya overhead pabrik standar meliputi : (a) penentuan tarif biaya overhead pabrik standar untuk setiap satuan kapasitas, (b) penentuan satuan kapasitas yang diperlukan untuk mengolah satu unit produk.
Perbedaan antara biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik standar dapat dianalisis dalam 3 macam metode analisis sebagai berikut:
  1. Metode dua selisih
  2. Metode tiga selisih
  3. Metode empat selisih
  1. Metode dua selisih
  1. Selisih Terkendalikan dihitung dengan rumus:
ST = BOPS – { BTA + ( KSt x TV ) }

Atau


ST = BOPS – { ( KN x TT ) + ( KSt x TV ) }

 Atau
ST = BOPS - AFKSt

Keterangan:
ST = selisih terkendalikan
BOPS = biaya overhead pabrik sesungguhnya
KN = kapasitas normal
KSt = kapasitas standar
TT = tarif tetap per unit
AFKSt = anggaran flessibel biaya overhead pabrik pada kapasitas standar


Jika : BOPS > AFKSt maka ST tidak menguntungkan
BOPS < AFKSt maka ST menguntungkan

  1. Selisih volume dapat dihitung dengan rumus:


SV = AFKSt – ( KSt x T )


Atau


SV = ( KN – KSt ) TT


Keterangan :
SV = selisih volume
T = tarif total biaya overhead pabrik


Jika : KN > KSt maka SV tidak menguntungkan
KN < KSt maka SV menguntungkan


  1. Metode tiga selisih
  1. Selisih Anggaran bisa dihitung dengan rumus:


SA = BOPS – AFKS


Atau


SA = BOPS – { ( KN x TT ) + ( KS x TV )

Ket:
SA = selisih anggaran
KN = kapasitas normal
KS = kapasitas sesungguhnya


Jika BOPS > AFKS maka SA tidak menguntungkan
BOPS < AFKS maka SA menguntungkan


  1. Selisih Kapasitas dapat dihitung dengan rumus:
SK = AFKS – ( KS x T )

Atau

SK = ( KN – KS ) TT


Ket:
SK = selisih kapasitas
AFKS = anggaran fleksibel BOP pada kapasitas sesungguhnya


Jika : KN > KS maka SK tidak menguntungkan
KN < KS maka SK menguntungkan


  1. Selisih Efisiensi BOP
SEBOP = ( KS – KSt ) T
Ket:
SEBOP = selisih efisiensi BOP
KSt = kapasitas standar
Jika : KS > KSt maka SEBOP tidak menguntungkan
KS < KSt maka SEBOP menguntungkan

  1. Metode Empat Selisih
Dalam metode empat selisih BOP digolongkan menjadi empat macam selisih yaitu: (1) selisih anggaran, (2) selisih kapasitas, (3) selisih efisiensi BOP variabel, (4) selisih efisiensi BOP tetap.Selisih anggaran dan selisih kapasitas sudah dibahas dan selanjutnya akan dibahas selisih efisiensi BOP variabel dan selisih efisiensi BOP tetap.


  1. Selisih Efisiensi BOP variabel


SEBOPV = ( KS – KSt ) TV


Keterangan:
SEBOPV = selisih efisiensi BOP variabel.


Jika : KS > KSt maka SEBOPV tidak menguntungkan
KS < KSt maka SEBOPV menguntungkan


  1. Selisih Efisiensi BOP Tetap


SEBOPT = ( KS – KSt ) TT
Keterangan:
SEBOPT = Selisih efisiensi BOP tetap


Jika : KS > KSt maka SEBOPT tidak menguntungkan
KS < KSt maka SEBOPT menguntungkan.

Kasus: Soal tes formatif 1 modul 9.


PT. AJUAVIVA. Kapasitas normal yang dimiliki 10.000 jam kerja langsung (JKL) atau sebanyak 2.500 unit produk.Biaya standar untuk mengolah satu unit produk adalah:Rp 150 yang terdiri dari:
Biaya bahan baku (BB) = 2 kg @ Rp 20 = Rp 40, Biaya tenaga kerja langsung (BTKL) = 4jam @ 12,5 = Rp 50 . Biaya overhead pabrik (BOP) = Rp 60 ( variabel = 4jam @ Rp 10 = Rp 40, tetap = 4jam @ Rp 5 = Rp 20 )
Data lain adalah:
  1. Produk yang diselesaikan selama bln itu 2.400 unit
  2. BB dibeli dengan kredit = 4.900 kg @ Rp19 = Rp 93.100
  3. BTKL bulan itu 9.550 jam @ Rp 12 = Rp 114.600
  4. BOP sesungguhnya Rp 145.000
  5. Penjualan produk selesai= 2.000 unit @ Rp 250 = Rp 500.000
  6. Biaya pemasaran Rp 50.000 dan biaya administrasi Rp 30.000


Buatlah analisis selisih BB, BTKL, dan BOP.
Penyelesaian:


  1. selisih bahan baku
SHB = (HS – HSt) KS = ( Rp 19 – Rp 20 ) 4900 = Rp 4.900 ( L )
SKB = (KS – KSt ) HSt = ( 4.900 – 4.800 ) Rp 20 = Rp 2.000 ( R )
  1. selisih BTKL
Selisih tarif upah (STU)
STU = (TS-TSt)JS = (Rp12 – Rp12,5) 9550 = Rp4775 ( L )
Selisih efisiensi upah langsung ( SEUL )
SEUL = ( JS – JSt ) TSt = ( 9550 – 9600 ) Rp12,5 =Rp 625 ( L )
  1. Selisih biaya overhead pabrik ( BOP )
1.Metode dua selisih
- Selisih terkendalikan ( ST )
ST = BOPS – AFKSt
= BOPS – { ( KN x TT ) + ( KSt x TV ) }
= Rp 145.000 – { ( 10.000 x Rp5 ) + ( 9600 x Rp 10 ) }
= Rp 145.000 – ( Rp 50.000 + Rp 96.000 ) = Rp 1.000 ( L )
  • Selisih volume ( SV )
SV = ( KN – KSt ) TT = ( 10.000 – 9600 ) Rp 5 = Rp 2.000 ( R )
2. Metode tiga selisih.
- Selisih anggaran ( SA )
SA = BOPS – AFKS
= BOPS – { ( KN x TT ) + ( KS x TV ) }
= Rp 145.000 – { ( 10.000 x Rp 5 ) + ( 9550 x Rp 10 ) }
= Rp 145.000 – ( Rp 50.000 + Rp 95.500 ) = Rp 500 ( L )
  • Selisih kapasitas ( SK )
SK = ( KN – KS ) TT
= ( 10.000 – 9550 ) Rp 5 = Rp 2.250 ( R )
  • Selisih efisiensi BOP ( SEBOP )
SEBOP = ( KS – KSt ) T = ( 9550 – 9600 ) Rp 15 = Rp 750 ( L )
3. Metode empat selisih
- Sel;isih anggaran = Rp 500 ( L )
- Selisih kapasitas = Rp 2.250 ( R )
- Selisih efisiensi variabel ( SEBOPV )
SEBOPV = ( KS – KSt ) TV = ( 9550 – 9600 ) Rp 10 = Rp 500 ( L )
  • Selisih efisiensi BOP tetap ( SEBOPT )
SEBOPT = ( KS – KSt ) TT = ( 9550 – 9600 ) Rp 5 = Rp 250 ( L )

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar