Sabtu, 17 Februari 2007

Dasar Pengelolaan Organisasi pada:Realitas, Waktu dan Risiko




Untuk dapat melakukan beberapa Kegiatan organisasi yang didasarkan pada realitas. sebagai ilustrasi, manajer sangat dimungkinkan meninggalkan prinsip-prinsip berorganisasi yang baik. Contohnya, walaupun teori menyarankan perlunya situasi harmonis dan kejelasan, sering para manajer harus mentoleransi pertentangan. Namun demikian, usaha untuk menghindari pertentangan tersebut adalah dengan menciptakan prosedur mengadu, kotak saran, kebijakan pintu terbuka, pertemuan kelompok, dan rapat anggota.
Adapun cara yang dapat digunkan untuk menyelesaikan pertentangan tersebut dilakukan :
  • Penggunaan kekuasaan atau paksaan (coercive): biasanya untuk menyelesaikan pertentangan yang menimbulkan keadaan darurat, untuk menyelesaikan isu penting, dan mengambil tindakan terhadap orang yang mengambil tindakan terhadap orang yang hanya meraih keuntungan semata.
  • Menghindari atau mengundurkan diri: biasanya atas isu yang tidak penting itu, ada isu lain yang lebih penting, atau tidak ada kesempatan/kemungkinan memberikan kepuasan pada pihah-pihak lain, membiarkan isu surut sendiri, atau orang lain dapat menyelesaikannya itu dengan cara yang lebih baik.
  • Mengakomodasikan situasi : biasanya terhadap hal-hal yang kita salahi, isu lebih penting dari pada diri kita, bila harmonis dapat diwujudkan maka stabilitas tentunya lebih penting.
  • Kompromi: pada agenda utama telah ditetapkan bahwa bila tujuan lebih penting maka penyelesaian sementara, dilakukan dan dikorbankan hak-haknya, untuk memuaskan pihak lain.
  • Kolaborasi atau pemecahan masalah; bila ingin penyelesaian intergratif, ingin belajar, dan membuat konsensus.
Dari penjabaran diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa menajer merupakan penengah/fasilitator. Sebagai fasilisator, manajer harus mendengar, mengerti, menghayati, dan bertindak adil terhadap pihak-pihak lainya.
Didalam memikirkan kegiatan organisasi, unsur waktu sangatlah menentukan karena unsur tersebut berkaitan dengan manusia/orang (mengubah atau melatihnya) pada suatu kasus tertentu, yaitu seberapa banyak yang dapat dilakukan dan seberapa cepat. Pengelolaan waktu ini mencakup perkiraan terhadap kebutuhan masa depan sebagai organisasi, lankah preventip untuk mencegah, apa yang diperlukan. Apabila kita menangguhkan untuk mengubah organisasi hingga situasi sudah menjadi kritis maka kekacauan akan muncul dan mungkin sulit untuk menyelesaikan masalah yang ditimbulkannya.
Manajemen juga harus mengelola resiko karena perubahan baik internal seperti produk, teknologi, atau risiko ekternal persaingan serta desakan perubahan organisasi. Sebagai pimpinan perusahaan maka harus bertindak cerdas dan kreatif dalam pengambilan keputusan dan mencari alternatif dalam nmemberikan solusi, memutuskan secara adil. Apabila sedikit saja terjadi kesalahan besar, kemungkinan risiko sulit dibayangkan. Berbagai pertimbangan dengan kebijakan penting untuk menyelamatkan dan mempertahankan organisasi dari kehancuran.
Disamping kecerdasan pimpinanan dituntut kepekaan mensiasati perubahan lingkungan bisnis yang global saat ini membutuhkan kompetisi yang kuat untuk memanfaatkan teknologi informasi karena perubahan yang terjadi bersifat konstan, pesat dan mendasar.
Organisasi dapat dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan. Para organisatoris tentu menyadari betul bahwa tujuan yang besar dan berat itu tidak dapat dicapai bila dipikirkan dan diatasi sendiri. Oleh karena itu, mereka membentuk suatu kesatuan kelompok kerja dalam organisasi. Organisasi disini sebagai alat untuk meringankan, mengefektifkan, mengefisienkan dan mengoptimalkan, pencapaian tujuan yang hendak dicapai bersama dengan cara kerja bersama-sama. Dengan demikian tujuan tidak dapat dicapai secara individu, dengan organisasi tujuan tersebut kemungkinan besar dapat tercapai. Hal ini dapat berjalan efektif apabila tiap-tiap individu yang ada didalam organisasi tersebut sadar akan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang diembannya untuk mencapai tujuan yang sama yang telah dirumuskan melalui musyawarah.
Kesimpulan bahwa peran para manajer itu penting, organisator harus dan dapat memahami pengertian, hakikat, pola dasar organisasi, tujuan organisasi dan struktur organisasi dalam kerangka pikir dengan jelas dan tegas. Organisasi dapat dijadikan sebagai wadah aktivitas, sebagai proses, sebagai sistem perilaku, sekaligus juga merupakan alat untuk mencapai tujuan sebuah organisasi efektif dan dimungkinkan pula efisiensi tercapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar