Senin, 12 Februari 2007

BIAYA OVERHEAD PABRIK


Di dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dapat dikelompokkan menurut sifatnya, menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan volume produksi dan menurut hubungannya dengan departemen –departemen yang ada dalam pabrik.



Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Sifatnya.
BOP menurut sifatnya dapat digolongkan sebagai berikut:
1.Biaya bahan penolong.
2.Biaya reparasi dan pemeliharaan.
3.Biaya tenaga kerja tak langsung.
4.Beban biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap.
5.Beban biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu.
6.BOP lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai.


Penggolongan BOP menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan volume produksi.
Ditinjau dari perilaku unsur-unsur BOP dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, BOP dapat dibagi menjadi tiga golongan: BOP tetap, BOP variabel dan BOP semivariabel. Untuk keperluan penentuan tarif BOP dan untuk pengendalian biaya, BOP yang bersifat semivariabel dipecah menjadi dua unsur: biaya tetap dan biaya variabel.


Penggolongan BOP menurut hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik.
Ditinjau dari hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik, BOP dapat digolongkan menjadi dua kelompok: BOP langsung departemen (direct departemental overhead expenses) dan BOP tak langsung (indirect departemental overhead expenses)


Alasan Pembebanan BOP Produk Atas Dsar Tarif Yang Ditentukan Di Muka.
Alasan pembebanan BOP kepada produk atas dasar tarif di muka adalah sebagai berikut:
1.Pembebanan BOP atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi seringkali mengakibatkan berubah-ubahnya harga pokok yang dihasilkan dari bulan yang satu kebulan yang lain.Apabila BOP yang sesungguhnya terjadi dibebankan kepada produk maka harga pokok persatuan mungkin akan berfluktuasi karena:
a.adanya perubahan tingkat kegiatan produksi yang bersifat sementara.
b.adanya perubahan tingkat efisiensi produksi.
c.adanya BOP yang terjadinya secara sporadik, menyebar tidak merata selama setahun.
d.BOP tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu tertentu.
2.Di dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produknya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan, manajemen memerlukan informasi harga pokok produk persatuan pada saat pesanan selesai dikerjakan. Padahal ada elemen BOP yang baru dapat diketahui pada akhir setiap bulan, atau akhir tahun.
Langkah-langkah Penentuan Tarif BOP.
Penentuan tarif BOP dilaksanakan melalui tiga tahap berikut ini:

  1. menyusun anggaran BOP


  2. memilih dasar pembebanan BOP kepada produk


  3. menghitung tarif BOP.

Menyusun Anggaran BOP
Dalam menyusun anggaran BOP harus diperhatikan tingkat kegiatan ( kapasitas ) yang akan dipergunakan sebagai dasar penaksiran BOP. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran BOP: kapasitas praktis, kapasitas normal dan kapasitas sesungguhnya yang diharapkan. Penentuan kapasitas praktis dan kapasitas normal dapat dilakukan dengan menentukan lebih dulu kapasitas teoritis.
Kapasitas teoritis (theoritical capacity) adalah kapasitas pabrik atau suatu departemen untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh tanpa berhenti selama jangka waktu tertentu. Kapasitas praktis adalah kapasitas teoritis dikurangi dengan kerugian-kerugian waktu yang tidak dapat dihindari karena hambatan-hambatan intern perusahaan. Kapasitas normal (normal capacity) adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan (expected actual capacity) adalah kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam tahun yang akan datang.


Kelemahan penggunaan kapasitas sesungguhnya.
a.Akan berakibat terjadinya perbedaan yang besar pada tarif BOP dari tahun ke tahun.
b.Sebagai akibat perubahan yang besar pada tarif BOP dari periode ke periode maka biaya-biaya akibat adanya fasilitas menganggur dikapitalisasikan dan diperhitungkan dalam harga pokok produk.


Memilih Dasar Pembebanan BOP.
Ada berbagai macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan BOP kepada produk antara lain adalah:
Satuan produk
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Jam tenaga kerja langsung dan
Jam mesin.

Faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan yang dipakai:
1.Jenis BOP yang dominan jumlahnya dalam departemen. Produksi.
2.Sifat-sifat BOP yang dominan tersebutdan eratnya hubungan sifat-sifat tersebut dengan dasar pembebanan yang akan dipakai.


Pembebanan BOP Kepada Produk , Pengumpulan BOP Sesungguhnya Dan Analisis Selisih BOP.


Contoh Soal.
PT Elionasari memiliki kapasitas normal 80.000 jam mesin.Anggaran BOP satu tahun adalah BOP variabel Rp 5.800.000,- dan BOP tetap Rp 5.400.000,- sehingga dapat dihitung tarif BOP variabel adal Rp 5.800.000,- : 80.000 jam mesin = Rp 72,50 per jam mesin. Tarif BOP tetap Rp 5.400.000,- : 80.000 jam mesin = Rp 67,50 per jam mesin.Jadi tarif BOP total adalah Rp 72,50 + Rp 67,50 = Rp 140,00 per jam mesin. PT Elionasari menerima 100 macam pesanan dan menghabiskan waktu pengejaan 75.000 jam mesin.dalam sertahun maka BOP yang dibebankan kepada produk adalah Rp 140,00 x 75.000 jam mesin = Rp 10.500.000,-. Maka jurnalnya adalah:


Barang Dalam Proses-BOP Rp 10.500.000,-
BOP yang dibebankan Rp 10.500.000,-


Misalnya dalam tahun tersebut BOP yang sesungguhnya terjadi adalah Rp 10.700.000,- yang terdiri dari BOP variabel Rp 5.300.000,- dan BOP tetap Rp 5.400.000,- sehingga selisih BOP adalah Rp 200.000,-( Rp10.700.000,- - Rp 10.500.000,-).
BOP kurang dibebankan Rp 200.000,- dapat dipecah ke dalam dua macam selisih sebagai berikut:
1Selisih Anggaran.(Budget variance)
Selisih anggaran (budget atau spending variance) menunjukkan perbedaan antara biaya yang sesungguhnya dikeluarkan atau terjadi dengan taksiran biaya yang seharusnya dikeluarkan menurut anggaran. Selisih anggaran dihitung sebagai berikut:


BOP sesungguhnya Rp 10.700.000,-
BOP tetap menurut anggaran RP 5.400.000,-
-----------------------
BOP variabel sesungguhnya Rp 5.300.000,-
BOP yang dibebankan (75.000 x Rp72,50 ) Rp 5.437.500,-
------------------------
Selisih anggaran Rp 137.500,- ( L)


Cara lain:
BOP sesungguhnya Rp 10.700.000,-
BOP tetap menurut anggaran Rp 5.400.000,-
----------------------
BOP variabel sesungguhnya Rp 5.300.000,-
BOP variabel yang dibebankan Rp 5.437.500,-
---------------------
Selisih anggaran Rp 137.500,- ( L)


2. Selisih Kapasitas ( Idle Capacity Variance)
Selisih kapasitas disebabkan karena tidak dipakainya atau dilampauinya kapasitas yang dianggarkan.Jumlah selisih kapasitas merupakan perbedaan antara BOP tetap yang dianggarkan dengan BOP tetap yang dibebankan kepada produk. Selisih kapasitas dapat dihitung sebagai berikut:

BOP tetap yang dianggarkan Rp 5.400.000,-
BOP tetap yang dibebankan kepada
Produk 75000 x Rp 67,50 Rp 5.062.500,-
_______________
Selisih kapasitas Rp 337.500,- ( R )


Anda juga bisa menghitung dengan cara lain seperti berikut:


Kapasitas sesungguhnya yang dicapai 75.000 jam mesin
Kapasitas yang dianggarkan 80.000 jam mesin
------------------------
Kapasitas yang tidak terpakai 5.000 jam mesin
Tarif BOP tetap Rp 67,50 per jam mesin
------------------------
Selisih kapasitas (5000 x Rp 67,50) Rp 337.500,- ( R )




Perlakuan terhadap BOP yang kurang atau lebih dibebankan.
Perlakuan terhadap selisih BOP pada akhir tahun tergantung pada penyebab terjadinya penyimpangan tersebut.Jika selisih BOP disebabkan karena kesalahan dalam penghitungan tarif BOP,atau keadaan yang tidak berhubungan dengan efisiensi operasi maka selisih BOP dibagi rata ke dalam rekening-rekening Persediaan Dalam Proses,Persediaan Produk Jadi dan Harga Pokok Penjualan. Tapi jika selisih BOP disebabakan karena ketidakefisienan pabrik atau kegiatan perusahaan di atas atau di bawah kapasitas normal, maka selisih tersebut harus diperlakukan sebagai pengurang atau penambah rekening Harga Pokok Penjualan.


Contoh:
Misalkan dari contoh diatas, saldo rekening-rekening persediaan dan harga pokok penjualan pada akhir tahun sebagai berikut:


Persediaan Produk dalam Proses Rp 400.000,-
Persediaan Produk Jadi Rp 600.000,-
Harga Pokok Penjualan Rp 7.000.000,-
-------------------
Jumlah Rp 8.000.000,-


Maka bagaimanakah perlakuan selisih yang jumlahnya Rp 200.000,- itu, mari kita pelajari.


I Selisih BOP dibagikan ke rekening-rekening Persediaan dan Harga Pokok Penjualan.


Tabel Pembagian Selisih BOP ke Rekening-Rekening Persediaan dan Harga Pokok Penjualan.




Nama Rekening Penyesuaian Saldo per 31Des Saldo Setelah Penyes.


Selisih BOP Rp200.000,-



Persediaan Prod (4/80) x Rp200.000,-
Dlm Proses = Rp10.000,- Rp 400.000,- Rp 410.000,-


Persediaan (6/80) x Rp200.000,-
Prod Jadi = Rp15.000,- Rp 600.000,- Rp 615.000,-


Harga Pokok (70/80) x Rp200.000,-
Penjualan = Rp175.000,- Rp7.000.000,- Rp7.175.000,-
-------------------- ------------------- ------------------
Rp200.000,- Rp8.000.000,- Rp8.200.000,-


Jurnal untuk membagikan selisih BOP atas dasar perhitungan tersebut diatas sebagai berikut:


Persediaan Produk Dalam Proses Rp 10.000,-
Persediaan Produk Jadi Rp 15.000,-
Harga Pokok Penjualan Rp175.000,-
Selisih BOP Rp200.000,-


II.Selisih BOP diperlakukan sebagai pengurang atau penambah rekening
Harga Pokok Penjualan maka jurnalnya akan nampak sebagai berikut:


Harga Pokok Penjualan Rp200.000,-
Selisih BOP Rp200.000,-


























1 komentar:

  1. artikelnya bagus tp kurang contoh biaya2 yang termasuk dlm overhead pabrik..

    BalasHapus